“SAHABAT”
Sore hari saat aku selesai mandi tiba-tiba ada
seseorang memanggil namaku. Aku melihat keluar, Chaca temanku sudah menunggu
diluar rumahku dia mengajakku untuk bermain bulu tangkis,
”ayo
kita ke lapangan”ajaknya padaku.
”sekarang”tanyaku,
”besok
!! ya sekarang”jawabnya,
”sebentar
yah aku ambil raket dulu”
”iya,tapi
cepat ya”pintanya
Setelah aku mengambil raket kita pun berangkat
ke lapangan yang tidak jauh dari rumahku,sesampaiku di sana terlihat sangat
ramai banyak yang bermain bulu tangkis,,
“ramai
sekali pulang aja,malas nih kalau ramai”ajakku padanya
“Ah!
Dasar kamu aja yang malas ngajak pulang !!”,”kita ikut saja main dengan
orang-orang yang ada di sini”paksanya
“malas
ah!!kamu aja sana aku tunggu di sini nanti aku nyusul”jawabku malas,
“terserah
kamu aja deh”jawabnya sambil berlari kearah orang yang sedang bermain bulu
tangkis
“Nurul!!”seseorang
yang memanggil namaku,aku langsung mencari siapa yang mencariku,tiba-tiba
seorang perempuan menghampiriku dengan tersenyum manis”
“seperti
aku mengenalnya,setelah dia mendekatiku aku baru ingat,Sasa!!”Tanya dalam hati
penuh keheranan
Sasa adalah teman satu sd denganku dulu kami
sudah tidak pernah bertemu lagi sejak kami lulus 3 Tahun yang lau,bukan hanya
itu Sasa juga pindah ke Jakarta ikut orang tuanya yang bekerja di sana,
“Hai!!masih
ingat aku nggak?”Tanyanya padaku
“Sasa
kan?”tanyaku padanya
“Yupzz!”jawabnya
sambil tersenyum padaku
Setelah
kami mengobrol tentang kabarnya kami pun memanggil Chaca
“Cha,sini!!”panggilku
pada Chaca yang sedang asyik bermain bulu tangkis
“apa
lagi?”tanyanya padaku dengan malas
“ada
yang datang “ jawabku
“siapa?”tanyanya
lagi
“Sasa”jawabku
dengan sedikit teriak karena di lapangan sangat berisik
“siapa?
Nggak kedengaran?”katanya
“sini
aja dulu kamu pasti senang”jawabku
Akhirnya Chaca pun datang menghampiri aku dan
Sasa Dengan heran ia melihat kearah kami. Ketika ia sampai dia heran
melihat Sasaa yangtiba-tiba menyapanya
“Sasa”
tanyanya sedikit kaget melihat Sasa yang sedikit berubah
“kenapa kok tumben ke Makassar? kangen yah ?”Tanya Chaca pada
Sasa
“Ye
GR dia tuh kesini mau ketemu aku” jawabku sambil menatap
wajah Sasa yang sudah berbeda dari 3 tahun lalu
“bukan,aku aku kesini mau jenguk nenekku.” jawabnya.
“yah,, nggak kangen dong sama kita”Tanya Chaca sedikit lemas
“Ya kangen dong kalian kan sahabat ku.” jawabnya dengan
senyumnya yang manis.
Akhinya Sasa mengajak
kami kerumah neneknya. Kami berdua langsung setuju dengan ajakan Sasa. Ketika
kami sampai di rumah Sasa ada seorang anak laki-laki yang kira-kira masih
berumur 4 tahun.
“Sha,ini siapa?”tanyaku padanya
““Kamu lupa ya ini kan Dafa! Adikku.” jawabnya.
“Oh iya aku lupa! Sekarang udah besar ya.”.
“Dasar pikun!” ejek Chaca padaku.
“Emangnya kamu inget tadi?” tanyaku pada Chaca.
“Nggak sih!” jawabnya malu.
“Ye sama aja!”.
“Biarin aja!”.
“Udah-udah jangan pada ribut terus.” Sasa keluar dari rumah
membawa minuman.
“Eh nanti sore kalian mau nganterin aku ke mall nggak?” tanyanya
pada kami berdua.
“Kalau aku jelas mau dong! Kalau Chaca tau!” jawabku tanpa pikir
panjang.
“Ye kalau buat Sasa aja langsung mau, tapi kalau aku yang ajak
susah banget.” ejek Chaca padaku.
“Maaf banget Sasa, aku nggak bisa aku ingin pergi ke rumah
nenekku” jawabnya kepada Sasa
“Oh gitu ya! Ya udah Nurul nanti kamu kerumahku jam 4 sore
yah”kata Sasa padaku.
“Ok deh!”jawabku cepat.
Saat yang ku tunggu
sudah datang,setelah sudah mandi aku berpamitan kepada ibu dan berangkat ke
rumah nenek Sasa,sesampai di rumah Sasa aku mengetuk pintu dan mengucapkan
salam,ibu Sasa pun membuka pintu dan mempersilahkan aku masuk
“Eh Nurul sini masuk dulu! Sasanya baru siap-siap.” kata beliau
ramah.
“Iya tante!” jawabku sambil masuk kedalam rumah.
Ibu Sasa tante Vivi memang sudah kenal padaku karena aku memang
sering main kerumah Sasa.
“Sasa ini Nurul sudah datang” panggil tante Vivi kepada Sasa.
“Iya ma bentar lagi” teriak Sasa dari kamarnya.
Setelah selesai
siap-siap Bella keluar dari kamar, dan kami pun berpamitan kepada ibunya,dan
kemudian kita berangkat,tidak lama kemudian kita sampai di tempat tujuan Kami
naik ke lantai atas untuk mencari barang-barang yang diperlukan Sasa. Setelah
selesai mencari-cari barang yang diperlukan Sasa kami pun memutuskan untuk
langsung pulang kerumah. Sampai dirumah Sasa aku disuruh mampir oleh tante
Vivi.
“Ayo Nurul mampir dulu pasti capek kan?” ajak tante Vivi padaku.
“Ya tante.” jawabku pada tante Vivi.
Setelah waktu kurasa
sudah malam aku meminta ijin pulang. Sampai dirumah, aku langsung masuk kekamar
untuk ganti baju. Setelah aku ganti baju aku makan malam.
“Kemana aja tadi sama Sasa?” tanya ibuku padaku.
“Dari jalan-jalan!” jawabku sambil melanjutkan makan. Selesai
makan aku langsung menuju kekamar untuk tidur.
Keesokan harinya aku ke
rumah Sasa untuk mengajaknya bermain bulu tangkis tetapi Sasa sudah mau
berangkat ke Jakarta karena dia besok sudah sekolah. Dan dia memberiku sebuah
kenang-kenangan sebuah kalung dan akhirnya Sasa berangkat ke Jakarta bersama
keluarganya.
“Sasa,,kamu mau kemana?”tanyaku padanya
“aku sudah mau berangkat ke Jakarta?”jawabnya
“yah,kok kamu cepat banget pulangnya,baru saja aku mau ngajak
kamu main bulu tangkis tapi kamu sudah mau pulang”jawabku dengan wajah sedih
“yah sudah nanti kalau libur aku akan ke Makassar lagi!!ini ada
kalung buat kamu sebagai
kenang-kenangan”jawabnya dengan senyum
“terima kasih yahh,,dahh!!”jawabku dengan tersenyum
“dahh!!”
Walaupun sedikit kecewa
aku tetap merasa beruntung memiliki sahabat seperti Sasa. Aku berharap
persahabatan kami terus berjalan hingga nanti.
NILAI
KEHIDUPAN DALAM CERPEN DAN NILAI KEHIDUPAN SEHARI - HARI
NILAI KEHIDUPAN DALAM CERPEN
|
NILAI KEHIDUPAN SEHARI - HARI
|
Caca
dan Nurul mengira Sasa tidak kangen kepadanya dan dia ke Makassar hanya
menjenguk neneknya.
|
Sebenarnya
Sasa juga kangen kepada Caca dan Nurul Cuma dia juga ke Makassar untuk
menjenguk neneknya.
|
“Sha,ini
siapa?”tanyaku padanya
““Kamu
lupa ya ini kan Dafa! Adikku.” jawabnya.
“Oh
iya aku lupa! Sekarang udah besar ya.”.
“Dasar
pikun!” ejek Chaca padaku.
|
Kadang
kita tidak mengenal seseorang karena wajah nya berbeda dari yang dulu maka
dari itu Nurul tidak mengenal adik
Sasa
|
Dia
memberiku sebuah kenang-kenangan sebuah kalung dan akhirnya Sasa berangkat ke
Jakarta bersama keluarganya
|
Seseorang
akan member sesuatu kepada sahabat
atau yang lainnya sebagi kenang-kenangan.
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar